masyarakat tigo lurah kecewa


Selama kepemimpinan Bupati Solok-Gusmal, imej Kecamatan Tigo Lurah hampir sama dengan Pulau Nusakambangan, yaitu sebagai tempat pembuangan PNS bermasalah. Gusmal. Juga dianggap telah ingkar janji pada masyarakat Tigo Lurah. Sebab, jalan yang pernah dijanjikan, tak pernah direalisasikan. Kalaulah Kecamatan Tiga Lurah bisa “menangis”, tentu isaknya akan terdengar keras ke seantero Kabupaten Solok. Sebab, dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok, Kecamatan Tigo Lurah-lah yang memiliki imej sangat buruk. Imej buruk terhadap Kecamatan Tigo Lurah ini, awalnya berkembang di masa kepemimpinan Bupati Gusmal. Kala itu, muncul trend bahwa Kecamatan Tigo Lurah merupakan tempat “buangan” bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang bermasalah.
(masyarakat bergotong royong memotong pohon yang tumbang saat hujan di jalan menuju tigo lurah)
Persis serupa tempat pembuangan narapidana di Pulau Nusakambangan, begitu pulalah imej yang terbentuk terhadap Kecamatan Tigo Lurah saat kepemimpinan Gusmal jadi Bupati Solok. Konon imej “seram” terhadap Kecamatan Tigo Lurah itu, berawal dari ancaman Gusmal pada setiap PNS yang bermasalah. Kabarnya, untuk “menakut-nakuti” PNS yang bermasalah itu, Gusmal dikabarkan selalu melontarkan ancaman akan memindahkan PNS bermasalah itu ke Kecamatan Tigo Lurah.
Bukan sulap bukan sihir, bimsalabim !, ternyata “aksi menakut-nakuti” PNS bermasalah itu, akhirnya memunculkan pandangan bahwa Kecamatan Tigo Lurah adalah sebuah tempat yang seram, yang mesti dihindari. Sebenarnya, mendapat “cap daerah seram” itu, masyarakat Kecamatan Tigo Lurah begitu dongkol terhadap Gusmal. Namun, saat itu mereka tak dapat berbuat apa-apa, maklum Gusmal adalah “penguasa” di Kabupaten Solok. Namun, menjelang akhir kepemimpinan Gusmal sebagai Bupati Solok, rasa dongkol yang bertahun-tahun dipedam oleh masyarakat Tigo Lurah, akhirnya mereka tumpahkan juga. Seperti yang dilontarkan Syafrizal mantan Walinagari Gerabak Data, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. “Emangnya Tigo Lurah ini Nusakambangan, tempat pembuangan PNS untuk pelampiaskan amarah Gusmal,” ungkap Syafrizal penuh kecewa saat bincang-bincang dengan wartawan koran ini, Rabu (9/6) lalu.
Syafrizal yang akrab disapa Buya ini juga mengungkapkan, masyarakat Nagari Gerabak khususnya Kecamatan Tigo Lurah, pada umumnya tidak lagi simpatik kepada Gusmal. Karena Gusmal telah ingkar janji, pembangunan jalan yang sudah dirintis oleh Gamawan Fauzi dulu, sampai hari ini belum tersentuh perhatian oleh Bupati Gusmal, padahal sudah di janjikannya.
“Masyarakat Tigo Lurah, ingin lepas dari ketersoliran. Meski tidak harus sama diberlakukan dengan nagari lain di Kabupaten Solok ini, menimal jalan yang sudah dibuka Gamawan Fauzi dulunya dilanjutkan pembangunannya. Kami masyarakat Tigo Lurah merasa dianak tirikan oleh Bupati Gusmal. Padahal janji-janjinya ketika kampanye pada pilkada dulu, sangat menyenangkan hati. Namun setelah dapat apa yang ia mau, dengan mudahnya ia melupakan janji tersebut,” ungkap Buya itu dengan wajah kecewa.Lebih jauh Syafrizal mengatakan, kondisi masyarakat Tigo Lurah, dari tahun ketahun sangat memprihatinkan. Sarana jalan yang merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat, sampai hari ini belum terjawab. Akibat yang ditimbulkan oleh itu semua, eko masyarakat Kecamatan Tigo Lurah semakin terpuruk.
(semuanya dilakukan dalam ruang berukuran 6x2,5 meter ini gang antara rumah dinas dijadikan ruangan oleh guru-guru SMAN 1 Tigo Lurah, mulai dari ruang KepSek, Majelis Guru, Ruang Rapat, Ruang Sholat) inipun statusnya masih menumpang di SMPN 1 Tigo Lurah. kondisi SMAN 1 Tigo Lurah begitu mengenaskan. tidak punya bangunan fisik, tidak punya tata usaha, tidak punya,tidak punya dan tidak punya).
Ketika masyarakat harus membawa hasil panen, mereka harus mengeluarkan kos yang sangat tinggi “Kepada siapakah kami harus kadukan jeritan tangis masyarakat yang selalu menunggu dan menunggu kepedulian sang pemimpin. Atau, haruskah kami tanyakan kepada rumput yang bergoyang, kapan kepedulian itu akan tiba? Mungkinkah SR- Desra yang barangkali mampu menjawab jeritan tangis masyarakat Tigo Lurah kedepan,” ulas mantan walinagari itu penuh arti.
Parahnya lagi, ketika masyarakat membutuhkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk keperluan mendadak buat persyaratan anak masuk sekolah, urusannya sangat melelahkan. Hanya untuk mengurus KTP dan Kartu Keluarga (KK) saja, masyarakat harus mengeluarkan ongkos yang cukup tinggi. Sebab mereka harus menyewa ojek dengan harga Rp150.000 (untuk pergi dan pilang), ditambah biaya lainnya, karena harus bermalam di Kota Solok.
Untuk mendapatkan sebuah KTP saja, urusannya baru tuntas sampai lima kali bolak balik ke Arosuka. Jika dikalikan jumlah ongkos yang harus dikeluarkan masyarakat Tigo Lurah itu, hanya untuk memperoleh KTP harus mengeluarkan Rp1.250.000.
“Nasib masyarakat Tigo Lurah akan berobah jika pemimpin Kabupaten Solok berobah. Kini kami tak mau lagi diobok-obok dengan janji, yang kami inginkan adalah bukti,” tutur Buya itu dengan kesal. Sehubungan dengan pilkada yang bakal berlangsung pada 30 Juni mendatang, kata Buya, masyarakat Tigo Lurah bersepakat dan membulatkan tekad memenangkan pasangan SR - Desra sebagai pengganti Bupati Gusmal, yang mereka anggap hanya bisa berikan janji-janji muluk belaka. “Kepada SR - Desra tertumpang harapan kami kedepan,” ulas Buya tersebut.
Semakin jauh dikatakan Syafrizal, demi kemenangan SR - Desra, apapun ia sanggup mengerjakannya, walau bekerja selama 24 jam bersosialisai masuk kampung keluar kampung. Karena, pada SR - Desra harapan dan impian masyarakat Tigo Lurah tertumpang. “Kurang lebih satu tahun ini saya mengikuti SR - Desra ke berbagai nagari. Keinginan masyarakat terhadap perubahan kepemimpinan hampir sama. Mereka sangat mengidolakan SR - Desra,” ungkap Syafrizal bersemangat. AM Charlen

ucapan selamat ke bupati

KELUARGA BESAR SMA NEGERI 1 TIGO LURAH
MENGUCAPKAN
SELAMAT KEPADA PASANGAN NO.2 ATAS TERPILIHNYA SEBAGAI BUPATI DAN WAKIL BUPATI KAB. SOLOK PERIODE 2010-2015 dan DILANTIK PADA TANGGAL SENIN, 2 AGUSTUS 2010 DI ARO SUKA
selamat mengemban tugas. semoga diberi kekuatan oleh ALLAH SWT dalam menjalankan tugas” harapan kami khususnya masyarakat tigo lurah, gedung SMA belum ada, sekarang masih menumpang di gedung SMP. kami ingin memiliki gedung sendiri dan kepala sekolah sendiri dan kami masyarakat pendidikan kab. solok, agar bapak lebih memperhatikan tenaga honor, setidaknya ada kejelasan (seperti UMR tenaga honor) atau sejenisnya. semoga harapan kami ini dikabulkan oleh ALLAH SWT melalui pemerintahan yang Bapak Pimpin sekarang ini, amin. dan kami ucapkan terima kasih.